Sat. Mar 15th, 2025

3 Golongan Manusia dalam Menyikapi Kelahiran Anak

2 min read

Berbicara tentang kelahiran anak, para ulama menyebutkan ada 3 kelompok manusia dalam menyikapinya, yaitu:

1. Orang yang dimudahkan memiliki keturunan yang banyak

Sebagian orang ada yang memang Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan memiliki banyak anak. Hal ini merupakan karunia besar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada mereka dan sangat patut disyukuri. Ketika hendak menikah pun kita disunnahkan mencari pasangan yang subur agar dapat melahirkan keturunan yang banyak.

2. Orang yang membatasi jumlah kelahiran

Di antara manusia ada yang mencukupkan dengan satu atau beberapa orang anak saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan kepada mereka sebagaimana yang mereka inginkan tersebut.

3. Orang yang Allah uji dengan tidak memiliki keturunan

Sebagian manusia walaupun sudah berusaha sedemikian rupa, namun belum ditakdirkan memiliki anak. Maka orang-orang yang Allah uji dengan keadaan seperti ini hendaklah bersabar.

Adapun manusia terkadang merasa keberatan atas apa yang Allah berikan kepada mereka, baik dimudahkan keturunan ataupun ketika tidak diberikan keturunan. Padahal yang harus kita pahami adalah bahwa anak adalah karunia dari Allah yang diberikan-Nya kepada kita. Kita seharusnya betul-betul bersyukur dan menjaga karunia yang telah diberikan Allah kepada kita dalam keadaan apa pun. Ketika Allah mengaruniakan kepada kita anak yang banyak, maka itulah rezeki kita. Begitu juga sebaliknya, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengaruniakan kepada kita anak, maka itu sebenarnya rezeki kita juga. Serta bagi orang-orang yang merasa terbebani dengan rezeki berupa kehadiran anak, hendaknya beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Harus kita pahami bahwa salah satu hal yang membuat kita terbantu ketika telah meninggalkan dunia ini kelak adalah doa anak-anak kita. Karena di dalam salah satu haditsnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Kalau kita membatasi anak-anak kita cukup dua saja, kalaulah mereka semuanya menjadi anak-anak yang salih maka alhamdulillah. Namun apabila tidak ada di antara mereka menjadi anak yang salih, bagaimana kita mendapatkan bakti dan doa dari mereka? Maka, sudah sepatutnya kita bersyukur atas apa pun yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan pada kita.

Pemateri : Ustadz Taufiq Abu Zulfa حَفِظَهُ اللهُ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *