Fri. Jun 2nd, 2023

Bersikap Di Atas Prinsip Yang Mulia dan Ilmiah

2 min read

Akhil kariym Wa ukhtiyal kariymah-baarokallahufik-…

Manhajussalaf atau Assunnah adalah prinsip beragama yang berpedoman kepada Alqur’an dan Assunnah di atas pemahaman Ulama Salaf dari kalangan para Shahabat, tabi’iyn dan tabi’uttaabi’in.

Barangsiapa yang berada di atas prinsip tersebut, maka kita katakan dia adalah seorang salafy. Kita tidak boleh bermudah-mudahan mengeluarkan seseorang dari Assunnah atau manhajussalaf. Sebagaimana kita tidak boleh bergampangan menisbatkan seseorang kepada Manhajussalaf, kecuali berdasarkan prinsip di atas.

Sebuah ungkapan yang masyhur di kalangan ulama salaf;

إخراج الناس من السنة شديد

Mengeluarkan manusia dari sunnah adalah hal yang berat. [assunnah karya al-khollaal, 2/373]

Berkata Imam Ahlussunnah wal jama’ah Abul Qoosim Attaimiy-rohimahullah-menerangkan prinsip di atas:

قال بعض العلماء؛ وأهل السنة والجماعة لم تتعد الكتاب والسنة وإجماع السلف الصالح ولم تتبع المتشابه وتأويله ابتغاء الفتنة وإنما اتبعوا الصحابة والتابعين وما أجمع المسلمون عليه قولا وعملا

“Berkata sebagian ulama; Dan ahlussunnah wal jama’ah itu adalah orang-orang yang tidak melampaui batas alqur’an dan Assunnah serta kesepakatan Para Salafus shalih. Mereka tidak mengikuti dalil yang mustasyaabih dan membawanya kepada makna yang tidak benar dengan tujuan menimbulkan suatu fitnah. Sejatinya mereka adalah orang-orang yang mengikuti para shahabat, tabi’in dan ijma’(kesepatan) kaum Muslimin secara ucapan dan amalan”. [alhujjah fi bayaanil mahajjah, 2/410]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiah-rohimahullah-juga berkata:

“فمن قال بالكتاب والسنة والإجماع فهو من أهل السنة والجماعة”

“Barangsiapa mengikuti Alquran dan Assunnah serta Ijma’(kesepakatan ulama salaf), maka dia adalah ahlussunnah wal jama’ah”. [majmu’ fatawa, 3/346]

Dari penjelasan di atas jelaslah bagi kita, kapan seseorang itu di nisbatkan kepada manhajussalaf dan kapan di keluarkan darinya. Dan hendaknya seseorang menjadikan prinsip di atas sebagai kaidah dalam menyikapi dan menilai seseorang, apakah dia bermanhajussalaf ataukah bukan. Jangan sekali-kali kita menjadikan sesuatu yang bukan prinsipil di sisi ulama salaf atau sikap pribadi seorang guru sebagai tolak ukur kita dalam menilai seseorang itu salafi atau bukan. Seyokyanya kita senang dan gembira dengan banyaknya ustadz-ustadz yang menyeru manusia kepada manhaj salaf, jangan justru hasad atau menutup pintu terhadapnya.

Dan hendaknya kita semua menutup pintu-pintu syaithan untuk merusakan dakwah yang mulia ini dari dalam. Ada beberapa hal yang penting untuk kita saling-menasehati diantara kita dengannya, yaitu;

  1. Seluruh ucapan dan perbuatan kita di dunia, kelak akan kita pertanggungjawabkan di hari kiamat nanti.
  2. Hendaknya kita bersikap hati-hati dalam yang berkaitan dengan darah, harta atau kehormatan individu seseorang, terkhusus seorang Muslim dan terlebih lagi dia adalah orang yang mengajarkan manusia ilmu agama.
  3. Jangan sampai kita menjadi penghalang manusia dari jalan Allah tanpa sadar. Karena sungguh besar dosa orang yang memalingkan manusia dari jalan Allah.
  4. Jadikanlah Al Quran dan Assunnah di atas manhajussalaf sebagai standar dalam menilai dan bersikap terkait masalah agama ini.
    Jangan sekali-kali engkau menjadikan pendapat atau ijtihad pribadi gurumu sebagai standar atau barometer dalam bersikap atau menilai seseorang.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan memberikan pencerahan buat kita semua.

Baarokallahufikum…

Sumber :Aceh Tafaqquhfiddin
✒Penulis : Farhan Abu Furaihan حَفِظَهُ اللهُ

Dipublikasi ulang oleh:
Team Radio Syiar Tauhid Aceh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *