Fri. Mar 29th, 2024

Dosa Besar Yang Paling Besar

2 min read

وعن أَبي بكرة نُفَيع بن الحارث – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «ألا أُنَبِّئُكُمْ بأكْبَرِ الكَبَائِرِ؟» – ثلاثًا – قُلْنَا: بَلَى، يَا رَسُول الله، قَالَ: «الإشْرَاكُ بالله، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ»، وكان مُتَّكِئًا فَجَلَسَ، فَقَالَ: «ألاَ وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ» فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Bakrah Nufai’ bin al-Harits Radhiallahu’ Anhu , dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa besar yang paling besar ?, -diucapkan tiga kali- Kami menjawab : ‘Mau, ya Rasulullah.’ Beliau menjawab : ‘Menyekutukan Allah dan berbuat durhaka kepada kedua orang tua.’ Dan belumnya beliau duduk bersandar, lalu beliau duduk, selanjutnya bersabda : ‘Ketahuilah, termasuk juga sumpah palsu.’ Dan beliau terus mengulangnya sehingga kami mengatakan: ‘Seandainya (mudah-mudahan) beliau segera diam.'”[ Muttafaq ‘alaih ]

Faidah / Kandungan Hadist

  1. Dosa itu bertingkat-tingkat dalam hal besar dan kecilnya, tergantung pada tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.
  2. Ancaman yang keras terhadap perbuatan durhaka kepada kedua orang tua dan sumpah palsu.
  3. Kecintaan para Sahabat kepada Nabi. Pada diri mereka ada (sikap) rasa takut seorang murid kepada gurunya jika dia melihat gurunya tidak berkenan dan dia berharap agar gurunya itu tidak marah.
  4. Disunnahkan untuk mengulang-ulang ucapan dan nasihat sampai tiga kali agar dapat di pahami.
  5. Disunnahkan untuk bersikap serius bagi para pemberi nasihat dalam menyampaikan nasihatnya atau penceramah dalam menyampaikan ceramahnya agar hal itu bisa lebih menyentuh kesadaran dan tepat untuk mencegah perbuatan yang dilarang. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri jika berkhutbah mengangkat suaranya dan wajahnya memerah seakan-akan beliau sedang memberi semangat kepada pasukan tentara. Sedangkan nasihat yang di sampaikan dengan tidak semangat hanya akan mengandung rasa kantuk dan perbuatan main-main.
  6. Dalam hadits tersebut terdapat dalil yang menunjukkan pembagian dosa besar dan dosa kecil. Dan ketahuilah bahwa menghindari dosa besar berarti menghapuskan dosa kecil, sebagaimana yang difirmankan Allah.

    …إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ

    Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) [QS. An-Nisa’ : 31]
  7. Dibolehkan bagi seorang guru atau pengajar untuk memulai mengajukan pertanyaan kepada anak didiknya.

Sumber : Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *