Kaya Harta Hanya Sekadar Perasaan
1 min readHakikatnya ketika kita mencari harta untuk kita tumpuk dan tidak kita manfaatkan, maka sejatinya kita bukanlah orang yang kaya. Orang kaya yang sebenarnya itu adalah yang bisa memanfaatkan hartanya. Jadi, ketika seseorang senantiasa menumpuk hartanya tanpa dimanfaatkan, maka kayanya hanyalah sekadar perasaan.
Orang yang menumpuk harta namun tidak memanfaatkannya hanyalah orang yang merasa kaya, merasa dirinya sudah punya. Padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sudah mengatakan:
يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِى مَالِى إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلاَثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.” (HR. Muslim no. 2959)
Jadi kalau ada orang yang merasa kaya karena punya isi ATM yang banyak, itu cuma perasaan.
Pemateri : Ustadz Ahmad Abu Abdillah حَفِظَهُ اللهُ