Fri. Nov 8th, 2024

Tidaklah Allah Datangkan Musibah Kecuali Dikarenakan Dosa yang Kita Kerjakan

1 min read

Nabi dan Rasul yang jauh dari perbuatan dosa, ketika mendapatkan musibah merasa bahwa hal tersebut datang disebabkan kezaliman diri mereka sendiri. Lalu siapakah kita yang kesehariannya penuh dengan dosa dan kezaliman? Ketika Allah datangkan musibah, kita justru menyalahkan orang lain. Padahal yang seharusnya kita salahkan adalah diri kita sendiri.

Seseorang bisa saja tidak berbuat dosa, tetapi bisa jadi anak yang tidak dijaganya yang berbuat maksiat. Sehingga hal terpenting ketika terjadi musibah adalah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tidaklah Allah mendatangkan ayat-ayat, tanda-tanda keagungan dan kebesaran-Nya kecuali untuk menakut-nakuti kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا نُرْسِلُ بالايٰتِ اِلا تَخْوِيْفًا

“Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu kecuali untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Isrā’ [17] : 59)

Lalu adakah rasa takut pada diri kita? Yakni rasa takut yang membuahkan taubat dan istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ketika manusia bertaubat, Allah berjanji di dalam Al-Qur’an:

وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.” (QS. Al-Anfāl [8] : 33)

Inilah motivasi dan semangat yang perlu diberikan kepada kaum muslimin dan muslimah, yakni agar mereka banyak bertaubat dan beristighfar kepada Allah. Hari ini kita mendengar musibah datang di berbagai tempat, maka jangan pernah merasa aman ketika kita hidup di tengah-tengah dosa dan maksiat. Bahkan orang-orang yang tidak terlibat dengan dosa pun bisa ikut tertimpa musibah yang melanda negerinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

“Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Anfāl [8] : 25)

Pemateri : Ustadz Harits Abu Naufal حَفِظَهُ اللهُ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *