Thu. Dec 5th, 2024

Tingkatan Dosa Ghibah

2 min read

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz. Saya ingin bertanya, bagaimana tingkatan dari dosa ghibah? Bagaimana pula cara menasihati teman sesama akhwat yang terbiasa berghibah tiap kali berkumpul?

Jawaban:

Dosa itu terbagi dua, ada yang dilakukan sembunyi-sembunyi dan ada yang dilakukan terang-terangan. Ketika dosa dilakukan dalam keadaan sembunyi-sembunyi, maka tidak boleh orang lain membuka aib yang tersembunyi tersebut. Namun apabila dosa yang dilakukan itu secara terang-terangan dan pelakunya bangga dengan dosa maksiat yang dilakukan, berarti dia sendiri yang telah membuka aibnya, dalam kondisi seperti ini tidak ada masalah seseorang menyebutkan si Fulan/Fulanah demikian dan demikian.

Apalagi bila terkait dengan maslahat bagi manusia yang lainnya, seperti dosa menyebar syubhat kebid’ahan ke tengah-tengah umat manusia melalui video maupun tulisan di media sosial, ini akan memberikan dampak yang jelek kepada masyarakat luas. Maka dalam kondisi seperti ini para ahli ilmu wajib mengingkari dan membantah ucapan-ucapan batil tersebut agar manusia bisa terhindar dari kesesatan dan penyimpangan.

Namun apabila yang menjadi bahan ghibah bukanlah dosa yang dilakukan orang lain, tapi aib yang seseorang tidak suka untuk diceritakan, misalnya persoalan fisik yang dianggap kurang, ketika jadi bahan omongan maka statusnya adalah ghibah yang tidak diperbolehkan. Telah datang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan besarnya dosa ghibah ini, apalagi yang berkaitan dengan fisik. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengibaratkan aktivitas ghibah seperti orang yang sedang memakan bangkai saudaranya sendiri.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah Ta’ala bahkan menyebutkan bahwa banyak orang yang istiqamah menahan diri dari berzina, makan riba, mencuri dan lain sebagainya, tetapi terkadang sedikit orang yang mampu istiqamah menahan lisannya dari dosa-dosa seperti ghibah, namimah dan yang semisalnya.

Perlu Anda ketahui dan sadari, ketika Anda tidak suka mengghibahi orang, tetapi Anda suka sekali mendengar orang lain mengghibahi orang lain di depan Anda, sedangkan Anda ikut tersenyum dan terkesima, ketahuilah orang tersebut juga akan mengghibahi Anda dari belakang.

Lantas bagaimana cara agar Anda tidak dighibahi dan bagaimana pula agar pengghibah dapat berhenti dari ghibahnya? Caranya adalah dengan memberi nasihat kepada pelaku ghibah bahwa tidak ada manfaat apa pun yang didapatkan dari ghibah kecuali hanya dosa saja. Hentikan aktivitas tersebut atau katakan dengan tegas bahwa Anda tidak punya waktu untuk mengurusi dosa orang lain dalam keadaan diri kita sendiri sudah banyak dosa. Kalau kita bisa bersikap seperti ini insyaallah teman kita akan sembuh dan kita akan selamat dari ghibahannya. Karena semakin banyak kita mendengarkan ghibah, semakin banyak pula orang yang akan mengghibahi kita.

Wallahua’lam bishawwab.

Pemateri : Ustadz Harits Abu Naufal حَفِظَهُ اللهُ

Editor : Team Syiar Tauhid Aceh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *