Kenapa Bulan Menangis ?
1 min readحَدَّثَنَا عَبْدُ الجَبَّارِ بْنُ وَرْدٍ، وَنَافِعُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ: قَالَ: مَرَّ رَجُلٌ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَهُوَ سَاجِدٌ فِي الحِجْرِ، وَهُوَ يَبْكِي، فَقَالَ: أَتَعْجَبُ أَنْ أَبْكِيَ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَهَذَا القَمَرُ يَبْكِي مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ؟! قَالَ: وَنَظَرَ إِلَى القَمَرِ حِينَ شَفَّ أَنْ يَغِيبَ.
صَحَّحَ الأثرَ الشيخُ عبدً الرحمنِ بنِ عبد الجبار الفَرْيَوَائِيّ
Abdul Jabbar bin Ward dan Nafi’ bin Umar meriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata: “Seorang laki-laki melewati Abdullah bin Amr yang sedang bersujud di Hijr Ismail sambil menangis. Abdullah bin Amr berkata kepadanya, ‘Apakah engkau heran jika aku menangis karena takut kepada Allah, sedangkan bulan ini pun menangis karena takut kepada Allah?!’ Laki-laki itu berkata: Abdullah kemudian memandang ke arah bulan saat bulan itu hampir tenggelam.”
Atsar ini dinyatakan shahih oleh syaikh abdurrahman bin abdul Jabbar al-faryawa’i
REFERENSI : Kitab As-Shohih Az-Zuhdi karya Al-Waki’ bin Al-Jarrah