Keutamaan Meluruskan Shaf dan Tidak Membeda-bedakan
1 min readوعنه، قَالَ: كَانَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا في الصَّلاةِ، ويَقُولُ: «اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِني مِنْكُمْ أُولُوا الأحْلاَمِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ». رواه مسلم
Dari (Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amr al-Badri al-Anshari Radhiallahu’ Anhu ) dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah meratakan bahu-bahu kami menjelang shalat seraya bersabda: “Samakan dan luruskan serta janganlah kalian membedakan-bedakan yang akan mengakibatkan hati kalian pun akan berbeda-beda. Hendaklah yang dekat (berdiri dibelakangku ketika shalat,) adalah orang-orang dewasa dan pandai, lalu orang-orang yang dibawah mereka, baru kemudian yang bawah mereka.” [HR. Muslim]
Faidah / Kandungan Hadist
- Kewajiban meluruskan, menyamakan serta merapatkan barisan, menyamakan bahu dan kaki dalam shalat.
- Seorang imam harus benar-benar memeriksa barisan jama’ah shalat sebelum mulai mengerjakan shalat.
- Perbedaan dan perselisihan menjadi sebab kerusakan hati.
- Hal yang bersifat lahir mempunyai pengaruh dalam membentukkan bagian bathin.
- Mendahulukan yang lebih utama untuk menjadi imam, dan yang dimaksud dengan keutamaan disini adalah orang yang berilmu dan orang yang dewasa.
- Sepatutnya orang yang berilmu dan orang-orang dewasa langsung menempati posisi dibelakang imam agar bisa mengingatkan imam jika dia lupa atau menggantikan posisinya jika terjadi sesuatu atau karena adanya kejadian yang datang secara tiba-tiba.
Sumber : Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali