Inilah Nikmat Terbesar yang Allah Berikan Kepada Kita
2 min readKalau kita berbicara tentang nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka yang paling besar adalah nikmat yang berkaitan tentang agama. Ketika kita dimudahkan salat berjamaah di masjid, duduk menghadiri pengajian untuk mendengar ayat-ayat Allah dan juga hadis-hadis nabi, kita diperkenalkan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, diajarkan pengetahuan tentang syariat Allah, tentang agama kita, tentang Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ini adalah nikmat yang luar biasa. Tidak ada nikmat yang lebih besar daripadanya. Karena nikmat ini hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada orang-orang yang pasti dicintai-Nya.
Berbeda dengan nikmat dunia, dimana semua orang bisa mendapatkannya, baik itu muslim ataupun kafir, baik itu hamba yang taat atau yang fasiq, semua mendapat bagian. Oleh karenanya disebutkan dalam sebuah hadis:
إِنَّ الله يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لا يُحِبُّ ، وَلا يُعْطِي الإيْمَانَ إِلا مَنْ يُحِبُّ
“Sesungguhnya Allah memberi dunia pada orang yang Allah cinta maupun tidak. Sedangkan iman hanya diberikan kepada orang yang Allah cinta.” (Diriwayatkan oleh Al Maruzi dalam Zawaiduz Zuhd, Ibnu Abi Syaibah 3/294, Al Bukhari dalam Adabul Mufrod 279, sanadnya shahih kata Syaikh ‘Ali Al Halabi dalam tahqiq beliau terhadapa kitab Ad Daa’ wad Dawaa’ Ibnul Qayyim)
Menilik hadis di atas, ketika kita perhatikan kehidupan orang-orang kafir, mereka juga mendapatkan kenikmatan dunia. Bahkan terkadang kenikmatan duniawi yang mereka dapatkan lebih dibanding apa yang didapatkan orang-orang yang beriman. Tapi Allah tidak memberikan nikmat iman, nikmat yang berkaitan dengan agama kecuali bagi siapa yang benar-benar dicintai-Nya. Sehingga jangan sampai kita mau menggadaikan agama kita hanya demi nikmat dunia yang tidak ada artinya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bantu Dakwah Melalui Radio Syiar Tauhid Aceh
Bank Syariah Indonesia (BSI) No. 4971 8000 04 (An. Yayasan Syiar Tauhid Banda Aceh)
Konfirmasi: 0823-6000-5322 | 0822-7744-0961 (SMS/TELP/WA)
Pemateri : Ustadz Ahmad Abu Abdillah حَفِظَهُ اللهُ