Muslim Berjenggot Sama Seperti Yahudi Ortodoks
2 min readPertanyaan
Muslim Berjenggot Sama Seperti Yahudi Ortodoks ? (Syubhat Seorang Da’i)
Jawaban
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu berjenggot. Diantara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah pada waktu tersebut para sahabat mengetahui Rasulullah membaca bacaan di dalam sholat beliau dari jenggot beliau yang bergoyang-goyang.
Disebutkan dalam hadits,
سَأَلْنَا خَبَّابًا أَكانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَقْرَأُ في الظُّهْرِ والعَصْرِ؟ قالَ: نَعَمْ، قُلْنَا: بأَيِّ شيءٍ كُنْتُمْ تَعْرِفُونَ؟ قالَ: باضْطِرَابِ لِحْيَتِهِ
“Kami bertanya kepada Khabbab, apakah dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam tetap membaca bacaan pada solat dhuhur dan ashar?
Khabbab menjawab: Iya, beliau tetap membaca (walau sir), kami bertanya: dengan tanda apa kalian mengetahui bahwa beliau membaca?
Khabbab menjawab: dengan bergeraknya jenggot beliau (karena rahang bergerak)”. [H.R Bukhari no 760]
Kemudian Rasulullah juga berkata untuk membiarkan jenggot dengan tujuan menyelisihi orang-orang majusi dan yang semisalnya.
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ
“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah Majusi.” [HR. Muslim no. 626]
Juga hadits dari
Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
“Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis.” [HR. Bukhari no. 5892]
Bahkan ulama-ulama yang tidak berjenggot itu dicatat oleh ulama terdahulu. Akan tetapi mereka tidak berjenggot bukan karena tidak memelihara jenggot, melainkan memang tidak tumbuh jenggotnya. Demikianlah perhatian para ulama terhadap jenggot.
Kemudian, ketika orang-orang Yahudi berjenggot, bukan berarti berjenggot itu seperti Yahudi. Kalau seandainya sekarang anda tidak berjenggot, banyak paulus-paulus dan pendeta-pendeta yang tidak berjenggot, maka apakah kita katakan kita seperti Paulus ? Ini adalah logika berfikir yang rendah, apalagi bagi seseorang yang memiliki Pendidikan agama, ini adalah sebuah keanehan.
Terkadang, seseorang itu dinampakkan oleh Allah kebodohannya oleh dirinya sendiri.
Ada juga yang mengatakan orang-orang Yahudi persis seperti orang salafi, mereka mengatakan perempuan tidak boleh ke masjid. Padahal perempuan dihasung untuk sholat dirumahnya sendiri oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah berbicara di Masjid Nabawi, bahwa shalat di Masjid Nabawi itu pahalanya 1000 kali dibandingkan masjid lainnya. Tapi disaat yang sama, Rasulullah juga berkata, Adapun sholat Wanita di kamarnya itu lebih baik. Bukan dikatakan haram untuk sholat ke masjid. Sehingga apabila Wanita tersebut ingin sholat berjamaah ke masjid, tidak bertabarruj dan tidak menimbulkan fitnah bagi dirinya dan orang lain, maka tidak mengapa baginya untuk pergi ke masjid.
Terkadang, seseorang ketika terlalu benci terhadap suatu hal, mereka berbicara semaunya. Tidaklah hal tersebut memberikan mudharat kepada orang yang ia bicarakan, justru hal tersebut memudharatkan dirinya sendiri.
Pemateri : Ustadz Harits Abu Naufal حَفِظَهُ اللهُ
Editor : Team Syiar Tauhid Aceh