Penjelasan Tentang Hidayah Kepada Orang Kafir
4 min readPemateri : Syaikh Prof. Dr. Adil bin Muhammad As-Subai’iy
Penterjemah : Ustadz Imam Abu Abdillah
Tanya:
Afwan ya Syaikh, dalam Al-Qur’an Allah banyak menyebutkan bahwasanya Dia tidak memberikan Hidayah kepada orang kafir, tetapi Allah memberikan hidayah kepada orang kafir yang lain sebagaimana Umar Bin Khattab dan lain sebagainya?
Allah berfirman :
وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ
“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (QS. An-Nahl [16] : 107)
Perlu diketahui bahwa hidayah itu dari Allah ﷻ, hidayah adalah murni pemberian dari Allah ﷻ. Allah akan memberikan hidayah kepada orang yang Allah kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan Allah itu maha tahu dengan apa yang ada di hati hati manusia. Oleh karena itu diantara doa Nabi ﷺ, beliau mengatakan :
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
“Ya, Allah. Muliakanlah Islam dengan salah satu di antara dua lelaki yang paling Engkau sukai, (yaitu) dengan Abu Jahl atau dengan Umar bin Khaththab.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (1/90) dengan sanad hasan. Lihat al-Fathur-Rabbani (20/230). Dishahîhkan juga oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh Sunan Tirmidzi (3/204)).
Kemudian Allah memberikan hidayah kepada Umar Bin Khattab dan tidak memberikan hidayah kepada Abu Jahal. Kenapa Allah memilih Umar dan tidak memberikan hidayah kepada Abu Jahl? Ini adalah rahasia Allah ﷻ dan ini adalah rahasia Allah yang sampai Nabi ﷺ saja tidak mengetahui.
Rasulullah ﷺ benar Allah sebutkan di dalam ayat-Nya :
وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,” (QS. Asy-Syura [42] : 52)
Tetapi Allah juga berfirman di dalam ayat yang lain :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki”. (QS. Al-Qashash [28] : 56)
Hidayah dalam ayat yang pertama tadi adalah hidayah dilalah, hidayah irsyad, hidayah penunjukan atau penjelasan serta pengarahan dari Rasulullah ﷺ. Adapun hidayah dalam ayat yang kedua adalah hidayah yang ini menjadi kekhususan Allah ﷻ, hidayah taufiq yang itu menjadi kekhususan Allah ﷻ. bagaimanapun seseorang berkeinginan memberikan hidayah kepada seseorang, tetapi Allah ﷻ yang akan menentukan.
Permasalahan hidayah ini adalah permasalahan yang menjadi hak Allah ﷻ. Seseorang tidak mengetahui perkara yang lebih detail di dalam perkara tersebut. Oleh karena itu ketika Rasulullah ﷺ ingin memberikan hidayah kepada pamannya Abu Thalib, beliau tidak berhasil memberikan hidayah, beliau tidak bisa memberikan hidayah kepada pamannya Abu Thalib, dan Allah mengatakan tentang permasalahan itu :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi”. (QS. Al-Qashash [28] : 56)
Dan ayat ini turun terkait dengan kejadian Abu Thalib. Maka permasalahan hidayah, Allah memberikan hidayah kepada ini dan itu, ini adalah rahasia Allah, Allah berikan Hidayah kepada orang yang Allah kehendaki dan menahan dari orang-orang yang Allah kehendaki.
Ada kakak beradik dalam satu rumah, yang satu orangnya cerdas dan pandai tetapi Allah tidak berikan hidayah kepada dirinya. Sedangkan adiknya, akalnya itu pas-pasan, dia bukan tergolong orang yang cerdas tetapi Allah pilih dia untuk mendapatkan hidayah di jalan Allah yang lurus. Oleh karena itu Allah berfirman dalam ayat-Nya :
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوٰىهَا
“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,” (QS. Asy-Syams [91] : 8)
Allah juga berfirman di dalam ayat-Nya :
وَاللَّهُ يَهْدِى مَنْ يَشَآءُ إِلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan Allah memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.” (QS. An-Nur [24] : 46)
Maka kita tidak boleh mengatakan, “Saya tidak tahu, mungkin saya tidak akan mendapatkan hidayah.” Kita tidak boleh mengatakan seperti itu. Kalau engkau mengatakan seperti itu maka engkau telah berdusta. Dari mana engkau mengetahui tidak akan mendapatkan hidayah dari Allah? Bukankah Allah ﷻ akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang Allah kehendaki? Yang dituntut darimu adalah berdoa kepada Allah, angkat tanganmu dan katakan, “Ya Allah berikanlah hidayah kepadaku sesuai dengan orang-orang yang telah engkau berikan hidayah. Ya Rabb berikanlah hidayah kepada aku di dalam perkara yang aku berselisih di dalamnya menuju jalan-Mu yang lurus.”
Seandainya kita berada dalam shalat, minimal kita akan berdoa kepada Allah hidayah itu sebanyak 17 kali, belum lagi kalau kita melakukan shalat-shalat sunnah yang lain. Maka dari sini perlu kita pahami bahwa hidayah itu menjadi rahasia Allah.
Namun, perlu kita ketahui bersama bahwa hidayah ini sesuatu yang umum yang memberikan manfaat kepada semua manusia. Seseorang bernafas itu termasuk hidayah, Allah berikan petunjuk kepadanya agama maka itu juga hidayah, Allah berikan kepada seseorang kemampuan memilih sesuatu yang baik dari sesuatu yang buruk maka ini juga hidayah. Oleh karena itu ketika Jibril Alaihissalam menawarkan kepada Nabi ﷺ tiga cairan, air, susu, dan khamar, Rasulullah ﷺ memilih untuk meminum susu. Jibril mengatakan kepada Nabi ﷺ :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepadamu untuk memilih sesuatu yang fitrah (meminum susu).”
Jibril tidak mengetahui kalau Nabi ﷺ akan memilih itu, tetapi Allah berikan hidayah kepada Rasulullah ﷺ. Seandainya beliau memilih khamar tentunya umatnya itu akan masuk ke dalam kesesatan.
Sampai seseorang bisa mengendarai mobil dengan baik, itu hidayah. Seseorang berada di dalam keamanan maka itu pun hidayah. Oleh karena itu berdoalah kepada Allah ﷻ selalu untuk ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus di setiap shalat lima waktu minimal 17 kali dalam sehari semalam, terlebih lagi kalau kita tambah di dalam shalat-shalat sunnah yang lainnya.
Lihat Artikel Lain:
- Hukum Memajang Ayat Al-Qur’an Di Tempat & dengan Tujuan Tertentu
- Firasat Buruk Termasuk Bisikan Setan Atau Petunjuk?
- Datang Saat Sedang Khutbah, Shalat Tahiyatul Masjid Atau Langsung Duduk?
- Cara Membayar Hutang Puasa Karena Sakit
- Apakah Dibenarkan Ucapan Kepada Non Muslim Dengan Ucapan Kapan Login?
- Ketika Dizalimi, Lebih Baik Doakan Balasan Atau Hidayah?
- Jarang Berdo’a Apakah Termasuk Sombong
Bantu Dakwah Sunnah di Serambi Mekkah. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan katsiran.