Adab Sebelum Ilmu
1 min readDiceritakan Ahnaf bin Qais, seorang ulama salaf:
كنا نختلف إلى قيس بن عاصم نتعلم منه الحلم كما نتعلم الفقه
“Dahulu kami kami mondar-mandir belajar bersama Qais bin ‘Ashim tentang sifat al-hilm (menahan amarah) sebagaimana kami juga belajar fiqih.”
Dikatakan bahwa Malik bin Anas, Muhammad bin Sirin, dahulunya mereka belajar bagaimana mengamalkan sebagaimana belajar ilmunya. Akhirnya Muhammad bin Sirin mengutus muridnya untuk belajar kepada Qashim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, cucunya Abu Bakar Ash-Shiddiq, untuk melihat bagaimana akhlak serta perilaku keseharian Qashim bin Muhammad.
Berkata pula Qadhi Abu Ya’la bahwa Abul Husein bin Munawi meriwayatkan dengan jalur periwayatannya dari Husein bin Isma’il, beliau berkata: “Ayahku berkata, dahulu kami duduk di majelisnya Imam Ahmad. Kira-kira jumlah kami 5.000 lebih. Kurang dari 500 orang yang menulis, sisanya belajar adab dan amal dari Imam Ahmad.”
Ibrahim bin Hubaid berkata kepada anaknya, “Wahai anakku! Belajarlah kepada ulama fiqih, hadits, tafsir, dan ambil akhlak dan ibadahnya mereka. Hal tersebut lebih aku cintai daripada engkau banyak menghafal hadits namun tidak punya akhlak.”
A’masy berkata bahwa dulu mereka belajar bersama Humam bin Harits tentang akhlaknya. Demikianlah para ulama dalam menuntut ilmu.
Pemateri : Ustadz Ustadz Nizar Sa’ad Jabal, Lc., M.Pd حَفِظَهُ اللهُ
Editor : Team Syiar Tauhid Aceh