Syubhat jangan merasa paling benar karena belum tentu salah
3 min readOleh: Ustadz Harits Abu Naufal
Saudara-saudaraku muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah, ada satu syubhat atau kerancuan yang disebarkan di tengah-tengah kaum muslimin dan muslimat hari ini, yang seakan-akan kalimat ini merupakan sebuah kalimat yang sangat luar biasa, yaitu kalimat :
“Kita tidak bisa mengklaim diri kita saja yang benar, kita tidak bisa mengatakan Fulan salah, karena yang paling tahu benar dan salah itu hanya Allah ﷻ.”
Kalimat ini saudara-saudaraku muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah, merupakan kalimat yang sangat umum, bisa ditarik kepada kebenaran dan bisa ditarik kepada kesalahan, tergantung apa yang diinginkan. Kalau seandainya dia bermaksud bahwasanya hanya Allah saja yang tahu yang namanya kebenaran, sementara kita manusia yang ada di muka bumi ini tidak ada satupun yang tahu mana jalan kebenaran dan mana jalan kesalahan maka ini adalah sebuah kekeliruan. Allah ﷻ memang yang lebih mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi itu semuanya telah Allah tuangkan dalam Al-Qur’an, dan itu semuanya telah dituangkan oleh Nabi ﷺ dalam hadits-haditsnya.
Saya sering mengibaratkan, ada sebuah Universitas yang di sana ada dosen-dosen senior yang mengajar dengan materi yang materi tersebut disampaikan dengan bahasa orang yang mendengarnya, dan mahasiswanya ada ribuan orang dan semuanya punya akal. Tamat dari kuliah selama 4 tahun ternyata tidak ada satupun dari mahasiswa yang kuliah di Universitas tersebut yang paham apa yang dia pelajari selama 4 tahun. Ini kira-kira siapa yang bisa disalahkan? Dosennya atau mahasiswanya? Tentunya dosennya yang disalahkan, kemungkinan dosennya ini tidak benar dalam mengajarkan atau materinya yang tidak jelas. Lalu apakah mungkin Al-Qur’an yang jumlahnya 30 juz, yang diantara fungsi Al-Qur’an Allah sebutkan :
تِبْيٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِينَ
“Penjelas segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).” (QS. An-Nahl [16] : 89)
Dan juga Allah menyebutkan di ayat yang lainnya dari fungsi Al-Qur’an :
وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْأَايٰتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-An’am [6] : 55)
Ini fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk, dan terlebih Allah sifati pada diri-Nya dalam Al-Qur’an :
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا
“Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (QS. An-Nisa’ [4] : 122)
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
“Siapakah yang lebih benar perkataan(Nya) daripada Allah?” (QS. An-Nisa’ [4] : 87)
Sudah ditambah Al-Qur’an begitu jelas datang 30 juz, Allah mengutus rasul-Nya yang berdakwah selama 23 tahun menerangkan tentang isi Al-Qur’an, kemudian dikatakan tidak ada yang tahu mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah? Sungguh sangat durhaka kita kepada Allah dan kepada Rasulullah ﷺ. Seakan-akan Allah ﷻ Yang Maha Sempurna tidak bisa menjelaskan kepada kita mana jalan kebenaran dan mana jalan kesalahan, seakan-akan Nabi Muhammad ﷺ berdakwah selama 23 tahun tidak menerangkan kepada kita mana jalan kebenaran dan mana jalan kekeliruan. Padahal Nabi ﷺ menyebutkan dalam hadisnya :
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
“Aku tinggalkan kalian dalam suatu keadaan terang-benderang, siangnya seperti malamnya. Tidak ada yang berpaling dari keadaan tersebut kecuali ia pasti celaka.” (HR. Ahmad)
Jepang memproduksi mobil Toyota dan Honda, mereka membuat buku panduan yang kemudian buku panduan tersebut dipelajari oleh orang bengkel sehingga ketika mobil kita rusak tidak perlu orang Jepang yang datang ke Indonesia untuk memperbaiki mobil kita, dari buku panduan tersebut sudah dipelajari oleh ahli perbengkelan. Masa tulisan Jepang, tulisan manusia bisa dipahami oleh manusia, sedangkan firman Allah dan hadits-hadits nabi tidak bisa dipahami oleh manusia? Ini sungguh sebuah kekeliruan, ini adalah sebuah kekejian kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya tanpa kita sadari. Al-Qur’an itu begitu jelas, hadits Nabi ﷺ begitu gamblang menerangkan dan menjelaskan mana jalan hak dan mana jalan kebatilan.
Hati-hati kita dalam berbicara di dalam agama ini. Nabi ﷺ ingatkan kepada kita dalam sebuah haditsnya :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ditranskrip oleh Tim Syiar Tauhid Aceh dari kajian Ustadz Harits Abu Naufal
Lihat faedah lain disini:
- Pahala Amalan Akan Dilipatgandakan Di Bulan Ramadhan
- Nasehat Buat Para Pekerja Keras Di Bulan Ramadhan
- Allah Dan Melaikatnya Bershalawat Kepada Orang Yang Makan Sahur
- Orang-Orang Sholih Dahulu Ketika Dibulan Ramadhan
- Berbahagia Dengan Datangnya Bulan Ramadhan
- Ya Allah, Antarkanlah Aku Bertemu Bulan Ramadhan Dan Terimalah Amalanku
- Pintu Taubat Selalu Terbuka Selama Masih Ada Hari
Bantu Dakwah Sunnah di Serambi Mekkah. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan katsiran.
Dapatkan informasi dari Syiar Tauhid Aceh, melalui :
Facebook Page TV: STA TV
Facebook Page Radio: Radio
Youtube:
Instagram:
Telegram: Syiar Tauhid Aceh
Website: Syiar Tauhid Aceh
Grup Whatsapp: