Fri. May 3rd, 2024

Tolok Ukur Kemuliaan Bukan dari Garis Keturunannya

2 min read

Disebutkan bahwasanya pernah terjadi perselisihan antara sahabat yang berasal dari kaum Muhajirin dengan sahabat yang berasal dari kaum Anshar. Perselisihan tersebut terjadi hingga mereka saling menyeru nasab (garis keturunan) satu sama lain. Melihat hal tersebut, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam marah seraya berkata:

مَا بالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Mengapa kalian masih menggunakan cara-cara panggilan jahiliah?”

Lalu para sahabat pun berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ كَسَعَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ

“Ya Rasulullah, tadi ada seorang sahabat dari kaum Muhajirin mendorong punggung seorang sahabat dari kaum Anshar.”

Maka Rasulullah mengatakan:

دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ

“Tinggalkanlah panggilan dengan cara-cara jahiliah, karena yang demikian itu akan menimbulkan efek yang buruk.” (HR. Muslim)

Di dalam hadits yang lain Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلا يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas  pada yang lain.” (HR. Muslim)

Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda di hari yang sangat mulia setelah hari Nahr/Iedul ‘Adha, yakni hari tasyrik:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلا لا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلا بالتَّقْوَى

“Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang a’jam (non Arab) dan bagi orang a’jam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan.” (HR. Ahmad)

Allah sendiri telah menegaskan:

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Maka ketakwaanlah yang menjadi tolok ukur kemuliaan seseorang. Kemuliaan tidak dilihat dari nasab, karena kita semua berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Nabi Adam ‘alaihissalam.

Pemateri : Ustadz Ahmad Abu Abdillah حَفِظَهُ اللهُ

Editor : Team Syiar Tauhid Aceh

1 thought on “Tolok Ukur Kemuliaan Bukan dari Garis Keturunannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *