Syaikhul Islam ibnu Taimiyah (bagian 1)
2 min readKehidupan singkat
Ahmad Taqiyuddin bin Syihabuddin Abdulhalim bin Abi Barakat Majduddin bin Taimiyah, an-numairy, al-Harrani, ad-Dimasyqi (Abu al-Abbas).
Lahir di Harran pada hari Senin, 10 Rabiul Awwal tahun 661 H.
Pindah bersama ayahnya dari Harran ke Damaskus saat berumur 7 tahun setelah invasi tentara Tatar ke Harran.
Ayahnya wafat saat beliau berusia 22 tahun, pada tahun 682 H. Beliau menggantikan posisi ayahnya sebagai pengajar di Dar al-Hadits as-Sukriyah pada usia muda ini, dan banyak ulama besar Damaskus hadir di majelisnya.
Berangkat haji pada tahun 692 H.
Pada tahun 698 H, saat Ibnu Taimiyah diminta menjelaskan pandangan ulama terkait sifat-sifat Allah, ia membela akidah Salaf dan keyakinan Ahlus Sunnah.
Pada tahun 699 H, Tatar menyerang Damaskus dan mengalahkan pasukan Raja an-Nashir Muhammad bin Qalawun dari Mesir.
Pada Rabiul Akhir 699 H, Ibnu Taimiyah bertemu Qazan, pemimpin Tatar, di Nabak dan menegurnya karena mengkhianati janjinya kepada umat Islam.
Pada tahun 700 H, beliau menuju Mesir untuk meminta bantuan dari penguasa di sana menghadapi ancaman Tatar, dan kemudian kembali ke Damaskus setelah beberapa hari.
Terlibat dalam Perang Syaqhab tahun 702 H, pertempuran besar antara kaum Muslimin dan Tatar, di mana Ibnu Taimiyah berperan penting.
Pada tahun 704 H, ikut serta dalam ekspedisi melawan kaum Kasrawan untuk menumpas pemberontakan mereka.
Pada tahun 705 H, Sultan Muhammad bin Qalawun membawanya ke Mesir. Setelah mengadakan pertemuan ilmiah, beliau dipenjara bersama dua saudaranya selama satu setengah tahun sebelum dibebaskan.
Pada tahun 707 H, beliau mengalahkan lawan-lawan dari golongan Ittihadiyah dalam sebuah majelis, kemudian dipenjara lagi selama satu setengah tahun. Setelahnya, beliau dipindahkan ke Iskandariyah dan dipenjara selama delapan bulan.
Setelahnya, beliau diberi penghormatan oleh Sultan dan tinggal di Mesir sebelum kembali ke Damaskus, di mana beliau melanjutkan dakwah, menulis buku, dan memberikan fatwa.
Pada tahun 718 H, beliau dipenjara selama lima bulan delapan belas hari karena menyikapi persoalan talak.
Pada tahun 726 H, beliau dipenjara kembali di Benteng Damaskus. Beliau tetap menulis dengan arang setelah dilarang memiliki pena dan kertas. Beliau wafat pada malam 22 Dzulqa’dah 728 H dalam usia 67 tahun. Semoga Allah merahmatinya.
REFERENSI : https://www.alukah.net/culture/0/64066/%D9%86%D8%A8%D8%B0%D8%A9-%D8%B9%D9%86-%D8%AD%D9%8A%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D8%A8%D9%86-%D8%AA%D9%8A%D9%85%D9%8A%D8%A9/
[Dengan sedikit perubahan]